“`html
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan keberhasilannya dalam menyelamatkan keuangan negara senilai Rp 43,3 triliun pada Semester II tahun 2024. Menurut Ketua BPK, Isma Yatun, dana yang berhasil diselamatkan tersebut berasal dari identifikasi kerugian negara, potensi kerugian yang berhasil dicegah, serta peningkatan penerimaan negara.
Pernyataan ini disampaikan dalam forum Sidang Paripurna DPR RI Ke-19 Masa Persidangan Tahun 2024-2025 terkait laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2024, yang disampaikan kepada Pimpinan DPR di Jakarta pada hari ini, 27 Mei 2025.
Dijelaskan oleh Isma bahwa laporan tersebut merangkum hasil dari 511 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), yang meliputi 16 LHP Keuangan, 227 LHP Kinerja, dan 268 LHP Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) yang dilaksanakan selama Semester II 2024.
"Dengan upaya yang dilakukan, BPK berhasil mengamankan keuangan negara dari ancaman kerugian, potensi kerugian yang mungkin terjadi, dan meningkatkan penerimaan negara hingga mencapai Rp 43,43 triliun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Isma menambahkan bahwa BPK turut berperan dalam mendorong efisiensi pengeluaran negara melalui koreksi terhadap subsidi/Public Service Obligation (PSO)/Kompensasi Tahun 2023, yang menghasilkan penghematan sebesar Rp 1,09 triliun.
BPK juga aktif dalam meningkatkan kualitas tata kelola keuangan negara melalui dukungan terhadap pemberantasan korupsi, salah satunya melalui pelaksanaan Pemeriksaan Investigatif yang mengungkap indikasi kerugian negara senilai Rp 2.21 triliun.
Isma menjelaskan bahwa penghitungan kerugian negara menunjukkan nilai kerugian sebesar Rp 2,83 triliun, dan BPK memberikan rekomendasi strategis. Rekomendasi tersebut mencakup penataan tata cara pengisian kuota jamaah haji, serta verifikasi dan validasi data penerima dan penyaluran bantuan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.
"Selain itu, BPK juga memberikan kajian komprehensif evaluasi kebijakan dalam rangka pencapaian target pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT)," tutup Isma.
Potensi Pertumbuhan Ekonomi Awal Era Prabowo-Gibran
Potensi Pertumbuhan Ekonomi Awal Era Prabowo-Gibran
“`