“`html
Pemerintah mulai mempersiapkan proyek strategis MRT Jakarta Fase 4 yang menghubungkan Kampung Rambutan dengan Fatmawati. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa proyek ambisius ini akan sepenuhnya ditangani oleh sektor swasta.
Proyek ini direncanakan akan dikerjakan melalui skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). Perlu dicatat, pembangunan ruas MRT Jakarta ini tidak akan lagi mengandalkan pembiayaan dari pihak Jepang, yakni JICA, seperti yang selama ini menjadi andalan dalam proyek-proyek MRT Jakarta sebelumnya.
"Ke depan, akan ada ruas yang menghubungkan Kampung Rambutan ke Fatmawati. Skema yang akan digunakan bukan lagi skema dengan JICA, melainkan murni KPBU, sebuah kolaborasi antara pemerintah dan badan usaha," ungkap AHY di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (26/5/2025).
"Kita tentu saja berharap akan ada investasi yang *sustainable* dan berkelanjutan, sehingga proyek vital ini dapat diselesaikan dengan baik dan dalam waktu yang sesingkat mungkin," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menjelaskan bahwa jalur MRT yang menghubungkan Kampung Rambutan ke Fatmawati akan dikerjakan dengan skema KPBU Non Availability of Payment.
Rencananya, akan dibangun jalur sepanjang 11 kilometer (km) yang membentang dari Kampung Rambutan hingga Fatmawati, dengan total 10 stasiun. Seluruh jalur ini akan dibangun di bawah tanah atau *underground*.
Saat ini, pihak PT MRT Jakarta tengah menantikan kajian mendalam dari pihak investor yang menjadi inisiator proyek prestisius ini. Tuhiyat menambahkan bahwa inisiator tersebut adalah pihak swasta asing yang akan berkolaborasi dengan pihak lokal. Namun, Tuhiyat mengaku belum dapat mengungkap identitas pihak tersebut.
"Saat ini, kajian mendalam oleh pihak inisiator sedang berlangsung. Kami masih menunggu hasil kajian dari pihak swasta ini," tegas Tuhiyat.
“`